Autofill Raja99 Slot, fitur yang secara otomatis menempatkan pemain ke role acak demi mempercepat matchmaking, sudah menjadi bagian dari League of Legends sejak beberapa tahun lalu. Meski tujuannya baik, fitur ini tetap menuai pro dan kontra—bahkan hingga musim 2025. Banyak yang merasa autofill merusak kualitas permainan, sementara yang lain menganggapnya solusi terbaik untuk menghindari antrean lama. Lalu, bagaimana sebenarnya pendapat komunitas saat ini?
Salah satu keluhan paling sering terdengar adalah ketika seorang pemain yang biasa bermain mid atau ADC, tiba-tiba dipaksa menjadi support atau jungler karena autofill. Hal ini sering kali berujung pada performa buruk, miss play, bahkan throw game. Banyak pemain mengaku frustasi saat harus 'mendampingi' rekan satu tim yang terlihat bingung memainkan role yang bukan keahliannya.
Riot sebenarnya sudah menerapkan sistem "autofill protection" di mana pemain tidak akan terkena autofill dua kali berturut-turut, atau setelah memainkan role yang diisi secara otomatis. Namun, bagi pemain yang bermain di jam sepi atau rank tinggi, sistem ini sering terasa tidak membantu. Komunitas menyebut bahwa kualitas matchmaking jauh menurun saat fitur ini terlalu sering muncul.
Meski banyak yang kesal, ada juga komunitas Slot 777 yang membela fitur autofill. Menurut mereka, sistem ini penting untuk mencegah antrean terlalu lama—terutama untuk role seperti mid dan ADC yang selalu banyak peminat. Tanpa autofill, waktu tunggu bisa mencapai lebih dari 10 menit, apalagi di tier rank atas. Dari sisi efisiensi waktu, autofill dianggap cukup masuk akal.
Banyak pemain mengusulkan sistem role-based MMR, di mana setiap pemain punya peringkat berbeda untuk setiap role. Dengan begitu, jika seseorang di-autofill, mereka akan bertanding di tingkat kesulitan sesuai kemampuan role tersebut. Ada juga ide untuk membuat antrean terpisah bagi yang hanya ingin bermain role utama saja, meski berisiko membuat matchmaking makin lama.
Autofill tetap menjadi fitur yang memicu perdebatan hingga musim 2025. Di satu sisi, ia mempercepat antrian; di sisi lain, ia dapat merusak pengalaman bermain jika pemain dipaksa memainkan role yang tidak dikuasai. Komunitas terbagi: antara kebutuhan efisiensi dan keinginan akan kualitas permainan. Solusinya mungkin bukan menghapus autofill, tapi menyempurnakan sistem matchmaking agar lebih adil bagi semua pemain.